Politeknik Negeri Madura merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-79 dengan penuh semangat dan kebanggaan. Upacara yang berlangsung pada Sabtu, 17 Agustus 2024, di lapangan upacara Politeknik Negeri Madura ini dipimpin langsung oleh Direktur Poltera, Laily Ulfiyah, M.T.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 329 mahasiswa baru, 50 dosen, 40 tenaga pendidik, dan 20 staf karyawan. Mereka semua berkumpul dengan satu tujuan: merayakan kemerdekaan dan menginternalisasikan nilai-nilai perjuangan dalam setiap aspek kinerja mereka.
Upacara dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh pasukan pengibar bendera (Paskibra) Politeknik Negeri Madura. Dengan langkah tegap dan penuh semangat, Paskibra berhasil mengibarkan bendera dengan sempurna, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh seluruh peserta upacara.
Dalam sambutannya, Laily Ulfiyah, M.T. menyampaikan pesan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang penuh inspirasi dan semangat gotong royong.
“Saudara-saudariku sebangsa dan setanah air, pada hari yang bersejarah ini, mari kita kenang bahwa kemerdekaan tidak akan tercapai tanpa perjuangan bersama. Kemerdekaan Indonesia adalah hasil dari gerakan menuju satu cita-cita bersama. Begitu pula dengan cita-cita memajukan pendidikan dan kebudayaan, harus kita perjuangkan bersama dengan semangat gotong royong,” ujar Laily.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pembacaan teks Proklamasi oleh salah satu mahasiswa berprestasi, yang mengingatkan kembali akan semangat perjuangan para pahlawan bangsa. Suasana haru dan bangga menyelimuti lapangan upacara saat teks Proklamasi dibacakan dengan lantang dan penuh semangat.
Dalam lima tahun terakhir, gerakan Merdeka Belajar telah menjadi simbol perjuangan bersama. Perubahan besar dalam sistem, cara kerja, dan pola pikir telah dihadapi dengan penuh tantangan, namun hasil manis dari perjuangan ini kini dapat dirasakan bersama. Kurikulum Merdeka yang diimplementasikan sebagai kurikulum nasional memberikan kesempatan bagi para pelajar untuk mengeksplorasi minat dan potensinya. Program Kampus Merdeka membuka peluang pekerjaan yang lebih baik bagi jutaan lulusan perguruan tinggi.
Komitmen untuk mendukung para guru juga terwujud dengan diangkatnya ratusan ribu guru honorer menjadi ASN PPPK. Pendidikan Guru Penggerak yang berfokus pada peningkatan kepemimpinan guru telah melahirkan ratusan ribu pendidik, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang berani menciptakan perubahan bermakna. Transformasi digital terbesar dalam sejarah Indonesia juga telah membantu menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada murid.
Ekosistem kebudayaan semakin berkembang berkat dukungan kepada individu dan komunitas di bidang kesenian serta bahasa dan sastra. Semangat berkarya semakin bergeliat di dalam negeri, dan nama Indonesia semakin diperhitungkan di luar negeri, salah satunya dengan pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi konferensi UNESCO tahun lalu.
“Kita semua patut bangga. Ini adalah hasil dari perjuangan kita. Hasil dari langkah-langkah berani yang sudah kita ambil. Mari kita terus melanjutkan perjuangan untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Mari kita bawa Indonesia melompat ke masa depan,” tutup Laily dengan penuh semangat.
Acara diakhiri dengan penampilan seni dari mahasiswa yang menampilkan tarian tradisional dan paduan suara yang membawakan lagu-lagu perjuangan. Penampilan ini semakin menguatkan semangat nasionalisme dan kebanggaan akan budaya Indonesia di kalangan peserta upacara.
Semangat perjuangan yang diwariskan oleh para pahlawan bangsa menjadi inspirasi bagi Politeknik Negeri Madura untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam memajukan pendidikan vokasi di Indonesia. Dengan demikian, pendidikan vokasi tidak hanya menjadi sarana untuk mencapai cita-cita pribadi, tetapi juga menjadi kontribusi nyata dalam membangun bangsa yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
kontributor : putri
editor : nur
