Direktur Politeknik Negeri Madura (POLTERA) sepakat bekerjasama dengan kementerian sosial (Kemensos) Republik Indonesia dalam upaya pengentasan kemiskinan. Acara penandatanganan kerjasama berlangsung di Graha Unesa Surabaya.
Direktur Potera menyambut baik kerjasama antara Kemensos dan Poltera, sebagai salah satu perguruan tinggi Negeri yang ada di Madura, Poltera siap berkontribusi aktif.
“Kami menyambut baik, kita tahu beberapa kabupaten di Madura masuk peringkat teratas berkaitan dengan kemiskinan, kami akan bergerak aktif untuk ikut serta mendukung program dari Kemensos”. Ungkap Direktur POLTERA.

Lebih lanjut Laily menyampaikan bahwa dirinya akan memaksimalkan progam pengabdian masyarakat agar sasarannya fokus kepada problem kemiskinan dengan tetap berpedoman pada program Kemendiktisaintek.
“Nanti kita maksimalkan peran dari pusat penelitian pengabdian kepada Masyarakat Poltera untuk lebih fokus kepada problem kemiskinan yang terjadi di masyarakat dengan tetap mengacu kepada program Kemendiktisaintek”, tegasnya.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan.
“Saya bersama para Rektor, Direktur, ingin bergandengan tangan, berkolaborasi, bersinergi, dan saling menguatkan untuk mengentaskan masalah kemiskinan,” kata Saifullah Yusuf.

Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini optimis target itu dapat terealisasi dengan banyak pihak yang ikut ambil peran dalam pengentasan kemiskinan. Termasuk perguruan tinggi yang melakukan kajian akademis.
“Perguruan tinggi itu kita ingin, ada kampung-kampung yang memang digarap secara bersama-sama. Bersama Kemensos, dan kementerian yg lain, juga perguruan tinggi,” pungkas pria yang akrab disapa Gus Ipul ini.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof. Fauzan menyampaikan bahwa program pengentasan kemiskinan Kemensos selaras dengan program Kemendiktisaintek.
“Apa yang disampaikan oleh pak menteri Gus Ipul menjadi salah satu tekad Kemendiktisaintek, yang biasa disebut oleh Pak menteri, pendidikan tinggi transformatif, artinya Sistem tata kelola pendidikan tinggi ini harus berorientasi pada dampak, Kami punya rencana yang kami sebut dengan kampus penggerak Asta Cita”, jelasnya.

Lebih lanjut Fauzan menjelaskan bahwa dalam program kampus penggerak Asta Cita akan berdampak pada pengentasan kemiskinan, swasembada pangan, swasembada energi, subsidi tepat sasaran dan hilirisasi komoditas. (Th)